Skip to main content

RAHASIA MENINGKATKAN PRODUKSI TELUR



Setiap usahan pasti menginginkan keuntungan sebesar-besarnya, demikian pula dengan usaha peternakan ayam petelur. Besarnya keuntungan usaha peternakan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu harga jual telur dan performa produksi ayam. Harga telur banyak dipengaruhi oleh faktor luar/pasar sedangkan performa produksi banyak dipengaruhi oleh faktor dari dalam yaitu manajemen pemeliharaan.

Berkebaan dengan hal tersebut, tanpa mengesampingkan faktor lain, peternak harus fokus pada upaya meningkatkan manajemen pemeliharaanya guna meningkatkan produksi telurnya agar mencapai standar produksi yang optimal. Berikut langkah manajemen yang diperlukan untuk meningkatkan produksi telur:

1.    Mengatur Intensitas Pencahayaan Ayam

Ayam petelur membutukkan cahaya untuk dapat berproduksi secara optimal. Adanya pencahayaan, baik berasal dari cahaya alami (sinar matahari) maupun buatan (lampu) akan menstimulasi hipotalamus yang kemudian diteruskan ke kelenjar-kelenjar tubuh, seperti hipofisa, tiroid dan paratiroid untuk mensekresikan (menghasilkan) hormon. Kelenjar hipofisa akan mensekresikan folicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon FSH berfungsi mematangkan folikel/sel telur pada indung telur (ovarium), sedangkan hormon LH berfungsi menggertak proses ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium ke oviduk/saluran telur). Kedua hormon inilah yang sangat berperan penting bagi pembentukan sebutir telur.


Tambahan pencahayaan penting untuk meningkatkan produksi telur

Ayam petelur membutuhkan lama pencahayaan selama antara antara 13-16 jam (peningkatan bertahap mengikuti umur ayam) untuk mempertahankan produksi telur. Masalahnya  lama pencahayaan alami dari sinar matahari umumnya berlangsung hanya selama 12 jam. Jika lama pencahayaan kurang, maka produksi telur akan turun dan bahkan bisa sampai berhenti. Kekurangan lama pencahayaan seringkali menyebabkan rontok bulu bahkan yang lebih ekstrim adalah ayam berhenti bertelur selama sekitar dua bulan.

Untuk mengatasi hal ini, berikan cahaya tambahan untuk meningkatkan lama pencahayaan tetap konstan 13-16 jam per hari. Penambahan cahaya cukup 3 watt tiap m2 luas kandang. Penambahan cahaya dilakukan secara bertahap. Salah satu program pencahayaan adalah dengan menaikkan lama pencahayaan 1 jam tiap 2 minggu sehingga pada umur 25 minggu ayam sudah mendapat cahaya tambahan selama 4 jam semalam.

2.    Memberikan Nutrisi yang Seimbang Sesuai Kebutuhannya

Nutrisi berperan antara lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Ayam petelur membutuhkan ransum dengan nutrsi seimbang untuk mempertahankan produksi telur selama masa produksi. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan ayam berhenti bertelur. Kebutuhan nutisi yang sering menjadi patokan dalam pemberian pakan ayam periode produksi adalah proten kasar 16-18% dan energi 2.750-2.850 kkal. Selain itu, kandungan asam amino seperti methionin dan lysin juga perlu diperhatikan.

Masalah yang sering terjadi di lapangan adalah turunya produksi telur karena terkadang peternak menyusun ransum sendiri untuk menghemat biaya (karena harga pakan semakin tinggi). Sebenarnya menyusun ransum sendiri tidak dilarang (bahkan bagus karena dapat menghemat biaya pakan) asalkan peternak memiliki keterampilan dalam memformulasikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ayam. Jika tidak memiliki keterampilan atau ilmu nutrisinya disarankan menggunakan pakan konsentrat setengah jadi (perlu lagi di campur dengan jagung giling dan dedak/bekatul) dengan perbandingan sesuai ketentuan pabrik pakan yang digunakan.

Kadar energi, protein, atau kalsium yang tidak cukup juga dapat menurunkan produksi telur. Sangat penting menyediakan ransum mengandung nutrisi seimbang pada masa produksi dengan kadar protein 16-18%. Namun nutrisi dalam ransum seringkali rusak akibat penanganan dan penyimpanan yang kurang tepat. Dua jenis asam arnino penting yaitu methionine dan lysine perlu ditambahkan dalam ransum karena ransum seringkali kekurangan asam amino tersebut. Bila mutu ransum kurang baik, tambahkan premiks untuk rneningkatkan mutu ransum.

Ayam telur dapat menghasilkan sekitar 300-325 butir telur tiap tahun sehingga membutuhkan kalsium sebanyak 20 kali jumlah kalsiurn yang ada di dalam tulangnya. Dibutuhkan 25 mg kalsium tiap menit untuk membentuk kerabang telur. Kebutuhan vitamin D perlu tercukupi agar penyerapan kalsium dan fosfor berlangsung baik. Pemberian mineral feed supplement dapat membantu memperkuat kerabang telur. 

Masalah ke dua yang sering terjadi adalah tidak tersedianya air minum yang bersih dan segar. Ayam tanpa air minum hanya selama beberapa jam dapat berhenti bertelur sampai berminggu-minggu. Oleh karena itu, sediakan tempat minum dalam jumlah cukup sehingga ayam selalu memperoleh air minum yang segar.

3.    Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Secara Terpadu

Ayam yang berproduksi tinggi pasti dalam keadaan sehat. Untuk itu, segala upaya untuk meningkatkan produksi telur harus disertai dengan pemeliharaan kesehatan secara terpadu, sehingga ayam terhindar dari bakteri, virus atau mikroorganisme lain yang dapat mengganggu kesehatan ayam. Pemeliharaan kesehatan yang terpadu dapat menekan sumber penyakit di sekitar lingkungan kandang serta menumbuhkan tingkat kekebalan ayam.

Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit

Serangan penyakit masih dapat terjadi meskipun ayam dalam kondisi terbaik. Penurunan produksi telur seringkali merupakan salah satu gejala awal adanya serangan penyakit. Gejala lainnya dapat berupa lesu dan bulu kusam, mata berair, keluar ingus dari hidung, batuk, rontok bulu, pincang, sampai kematian. Jika peternak rnelihat seekor ayam sakit, lakukan isolasi atau pengafkiran dan amati keseluruhan populasi secara teliti. Jika curiga ada serangan penyakit, segera tangani atau jiga belum bisa menangani sendiri segera hubungi dokter hewan setempat agar dapat membantu memeriksa sehingga diperoleh diagnosa dan pengobatan yang akurat.

Pada umumnya, saat ayam terkena penyakit apapun, maka produksi telur akan terganggu. Penyakit yang secara langsung dapat menyebabkan penurunan produksi telur. di antaranya adalah: EDS, ND, IB, CRD dan colibacillosis. Penyakit ND dan IB menurunkan kualitas kerabang dan bagian dalam telur. EDS menyebabkan kerabang telur sangat tipis sehingga telur mudah pecah, sedangkan ND dan IB dapat merusak saluran produksi.

Berkenaan besarnya kerugian akibat ayam sakit maka tindakan pencegahan merupakan langkah yang bijaksana. Langkah pencegahan antara lain dengan penggunaan bibit/pullet yang baik dan sehat, vaksinasi secara teratur, penerapan bioscurity dan sanitasi kandang serta manajemen pemeliharaan yang baik.

4.    Melakukan Replacemen Peremajaan

Umur yang semakin tua dapat berpengaruh pada produksi telur. Pengaruh ini sangat bervariasi di antara individu ayam. Ayam dapat berproduksi secara efisien selama dua siklus masa bertelur. Setelah dua tahun, produktivitas akan menurun. Secara umum, produksi telur paling baik selama tahun pertama, namun ayam telur yang berproduksi tinggi dapat berproduksi cukup baik selama 2-3 tahun. Kondisi ini berbeda pada setiap strain ayam. Ayam telur yang berproduksi tinggi akan bertelur selama sekitar 50-60 minggu tiap siklus masa bertelur. Dengan demikian, proses replacement (peremajaan) ayam harus diantisipasi sehingga begitu sudah turun produksinya dan sudah tidak ekonomis lagi ayam bisa diafkir dan diganti dengan ayam yang sudah disiapkan dengan baik.

5.    Menghindari dan Mengatasi Stress Ayam Secara Cepat dan Tepat

Selain menjadi pemicu ayam sakit, stres juga dapat menyebabkan turunnya produksi telur. Agar produksi telur tidak turun, berikan multivitamin kurang lebih selama 5 hari berturut-turut dan upaya untuk meningkatkan produksi harus dilakukan dengan mengatasi masalah yang menjadi sumber stress. Stres biasa terjadi karena:

1. Kedinginan

Stres yang paling sering selama musim hujan adalah kedinginan. Pastikan ayam mendapat perlindungan dari angin dan hujan selama musim hujan namun jangan sampai menutup terlalu rapat sehingga menyebabkan tingginya kadar amonia. Jika tercium bau amonia, inilah saatnya meningkatkan lubang udara di dalam kandang. Ayam tidak dapat bertahan dalam kondisi lembab dan terlalu banyak angin.

2. Kepanasan

Dalam cuaca panas, ayam akan lebih banyak minum dan mengurangi konsumsi ransum sehingga kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi. Kondisi ini dapat menyebabkan produksi telur turun karena kebutuhan energi dan protein harian tidak tercukupi. Dalam kondisi lingkungan panas, fisiologi tubuh ayam akan mengubah prioritasnya dari semula untuk produksi telur menjadi untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu, saat cuaca panas perlu tambahan vitamin dan atau menambahkan kipas angin di dalam kandang supaya produksi telur tidak terganggu.

3. Penangkapan, pemindahan dan kepadatan

Batasi pemindahan atau penangkapan yang tidak perlu. Populasi yang terlalu padat dapat meningkatkan kanibalisme dan akhirnya stres pada ayam.

4. Parasit

Jika ada parasit eksternal dan internal, berikan pengobatan yang sesuai.

5. Keributan/kebisingan

Batasi suara ribut orang-orang dan suara kendaraan di sekitar kandang untuk mencegah ayam ketakutan. Cara yang unik yang banyak digunakan peternak adalah dengan memperdengarkan radio atau musik di dalam kandang sehingga ayam menjadi terbiasa dengan suara gaduh sehingga jika ada suara gaduh dari luar ayam tidak terlalu kaget sehingga dapat menghindarkan ayam dari stress.

Sebagai kesimpulan, produksi telur yang turun dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari mutu ransum, tatalaksana pemeliharaan, sampai adanya serangan penyakit dapat menurunkan produksi telur.

Perlindungan terbaik terhadap penyakit diawali dengan membeli DOC atau pullet yang sehat. Hindari pelihara ayam dengan umur yang tidak seragam. Kontrol terhadap lama penyinaran dan berat badan pada ayam pullet sangat menentukan permulaan produksi telur

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar