Skip to main content

Cara Beternak Dan Budidaya Sapi Potong Yang Baik Untuk Pemula

Ternakpertama.com - Beternak dan Budidaya Sapi Potong Untuk Pemula . Sapi adalah salah atu komoditas yang marak untuk diperdagangkan . Tidak hanya permintaan pasar yang tinggi , harga daging dari tahun ketahun semaki meningkat . Jadi tak heran apabila tak sedikit peternak berlomba - lomba untuk merawat dan mengembang biakan sapi potong . Berikut kita sajikan Trik Beternak dan Budidaya Sapi Potong Untuk Pemula .


Jenis-jenis sapi potong yang tersedia di Indonesia sekarang adalah sapi orisinil Indonesia dan sapi yang diimpor. Dari jenis-jenis sapi potong itu, masing-masing memiliki sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole) dan sapi Madura. Tidak hanya itu juga sapi
Beternak Dan Budidaya Sapi Potong 

Aceh yang tak sedikit diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada, yang penyebarannya dianggap merata masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO, Madura dan Brahman.

Lokasi Peternakan : 


Lokasi peternakan, sebaiknya lapangan luas, tak sedikit rumput. Luasnya sesuai jumlah ternak. Makanan mutlak adalah rumput. Satu sapi, paling tak mengkonsumsi 1/3 bobot tubuhnya. Tiap hari. Areal inilah nantinya sebagai sumber makanan. Alias juga sebagai lahan menanam rumput gajah.


Bisa juga, lahan yang tak terlalu luas, asal tetap memadai untuk kandangnya. Hanya, rumput alias pakan wajib mencari di tempat lain. Semacam jerami, alias pohon jagung yang dijadikan silase.

Daerah pertanian, bisa mengambil jerami padi sisa panen alias jagung. Seusai diolah, bahan ini bisa disimpan untuk keperluan hingga berbagai bulan ke depan. Supaya tak butuh mencari pakan tiap hari. Juga, jauh dari pemukiman warga. Menghindari protes aroma. Kecuali, semua warga juga ternak. Ok sajalah.

Cek Harga Sapi Hari Ini :
Kandang : 
Kandang yang baik. Kandang yang sehat, kering, & bersih. Kandang mendapat penyinaran matahari. Supaya kering, tak lembab. Lembab bakal memunculkan bau, & timbul kuman penyakit. Dibersihkan tiap hari. Sapinya sehat, terhindar dari penyakit.

Sebelum membikin kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang bakal dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi lumayan 1,5x1 m.

Pembibitan Sapi  :
Syarat ternak yang wajib diperhatikan adalah:
Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya.
Matanya tampak cerah dan bersih.
Tidak tersedia tanda-tanda tak jarang butuh, terganggu pernafasannya dan dari hidung tak keluar lendir.
Kukunya tak terasa panas bila diraba.
Tidak terkesan adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
Tidak tersedia adanya tanda-tanda mencret dibagian ekor dan dubur.
Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
Pusarnya bersih dan kering, bila tetap lunak dan tak berbulu menandakan bahwa pedet tetap berusia tak lebih lebih dua hari.
Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang tepat yaitu tipe sapi Bali, sapi Brahman, sapi PO, dan sapi yang tepat dan tak sedikit dijumpai di daerah setempat.
Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:
tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola.
kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
laju pertumbuhannya relatif cepat.
efisiensi bahannya tinggi.
Perawatan & Pemeliharaan : 
Perawatan & pemeliharaan sapi meliputi:
• Penyediaan pakan, minum, & suplemen pertumbuhan
• Memicu pertumbuhan sehat & cepat, dengan suplemen PIKADO
• Perlindungan kepada gangguan alam: hujan, panas, & kondisi lingkungan
• Perlindungan kepada keamanan dari pencurian
• Perawatan preventif
• Perawatan kuratif, pengobatan bila sakit
Pemberian Pakan : 
Pada umumnya, setiap sapi memperlukan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui, dan supaya tak jenuh memerlukan pakan yang memadai dari sisi nilai maupun kuantitasnya.

Pemberian pakan bisa dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi tutorial pertama dan kedua.

Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang memiliki tempat penggembalaan lumayan luas, dan memerlukan waktu kurang lebih 5-7 jam per hari. Dengan tutorial ini, jadi tak memerlukan ransum tambahan pakan penguat sebab sapi telah memakan bermacam-macam tipe rumput.

Pakan bisa diberikan dengan tutorial dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus alias bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan tutorial dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Tidak hanya itu, bisa ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan rasio tertentu ini dikenal dengan istilah ransum.

Pemberian pakan sapi yang paling baik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, tipe hijauan dibagi

menjadi 3 katagori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.

Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan supaya tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa dipakai pada musim kemarau. Hijauan ini termasuk tipe pakan yang tak sedikit mengandung serat kasar.

Hijauan segar bisa diawetkan menjadi silase. Dengan cara pendek pembuatan silase ini bisa dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang bakal dibangun silase ditutup rapat, jadi terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.

Pengembangbiakan : 
Lalu bagian pengembangbiakan. Sapi potong mulai dewasa yaitu dimulai dari timbulnya oestrus (tanda-tanda birahi, bronst). Biasanya pada umur 8-12 bulan. Ini disesuaikan bangsa-bangsa, makanan, dan lingkungannya.


Pengawinan Sapi : 

Cara tutorial perkawinan yaitu pemeliharaan jantan dan betina dipisah. Bila bila ada betina yang bronst, diambilkan pejantanya supaya mengawininya alias dilakukan perkawinan buatan alias dengan tutorial perkawinan leluasa di padang rumput. Dimana sapi-sapi jantan dan betina yg telah dewasa pada musim perkawinan dilepas bersama-sama. Kalau ada sapi-sapi betina yg bronst tanpa campur tangan si pemilik bakal terjadi perkawinan.


Pengolahan Hasil : 

Selanjutnya adalah pengolahan hasil. Tipe olahan dikembangkan sesuai dgn karakteristik dan ketertarikan masyarakat. Bentuk hasil dari olahan ternak sapi potong diantaranya adalah : daging bisa diolah sebagi dendeng, daging asap, sosis, bakso,abon, corned. Dan, kulit bisa diolah sebagi bahan utk pembuatan tas, sepatu, ikat pinggang.


Pemasaran : 

Terakhir terkait pemasaran sebaiknya dikoordinasikan oleh kelompok tani. Supaya anggaran yg dikeluarkan tak terlalu tak sedikit sebab bisa ditanggung bersama-sama. Pemasaran hasil sapi potong tidak hanya dijual sebagai sapi potong berupa produk daging, juga tak jarang dijual dlm kondisi nasib dan sebaiknya memilih standar harga per kilogram berat hidup.

Catatan :

Beberapa pengetahuam soal sapi lainnya semacam bobot badan anak sapi yang baru lahir bisa mencapai 25 – 30 kg. Sapi yang baru lahir seusai berbagai menit bakal langsung bisa berjalan. Induk sapi bakal menyapih (menyusui) anak sapi selagi 3 bulan dengan hanya meminum air susu induk sapi, seusai 3 bulan, sapi diberi makanan lain semacam konsentrat. Pada umur 6 bulan mulai diberi pakan hijauan. Sementara bobot sapi dewasa bisa mencapai 400 – 800 kg. Umur produktif pada sapi adalah 3 – 5 tahun, Selagi hidupnya, sapi yang sehat bisa melahirkan hingga 5 – 6 kali. Umur maksimal seekor sapi kurang lebih umur 10 – 12 tahun.


Demikian Artikel mengenai Cara Beternak Dan Budidaya Sapi Potong Yang Baik Untuk Pemula. Semoga Bermanfaat Bagi kita semua. Salam Sukses Peternak Indonesia!
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar