Skip to main content

Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Ternak dengan Konsentrat Hijau Indigofera

Ternak PertamaMeningkatkatkan Pertumbuhan dan Produksi Ternak dengan Konsentrat Hijau Indigofera - Awal Kisah Konsentrat Hijau Indigofera , Kisahnya dimulai dari titik ini... tahun 2008, mulai ditanam di lahan percobaaan dan di rumah kaca Unit Agrostologi IPB, dipelihara dan dipupuk dengan pupuk organik cair buatan sendiri, pupuk cair di tanah dari limbah industri penyedap masakan (sipramin) dan pupuk daun dari urin kambing yang kondisi kedua limbah tersebut dibuat pupuk yang sesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Penelitian agronomi secara keseluruhan mulai dari produksi biomassa, produksi hijauan, intensitas defoliasi, interval defoliasi, kandungan nutrisi dan kualitas hijauan, kondisi lingkungan tanah yang ditanami, produksi benih, daya tumbuh benih, jumlah bintil akar hingga kandungan klorofilnya. Penelitian juga berkembang pada ketahanan tanaman terhadap berbagai cekaman lingkungan. Penelitian tersebut merupakan dasar dari penentuan teknik budidaya Indigofera zollingeriana untuk mendapatkan hasil hijauan dgn kualitas baik sesuai kebutuhan ternak. Semua data telah di publiksasikan secara ilmiah, sebagai penanggung jawab akademik Prof Luki Abdullah Hikayat

Indigofera zollingeriana

Indigofera zollingeriana adalah tanaman leguminosa yang merupakan pakan ternak berkualitas tinggi yang memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut: 
  • Protein kasar: 28-31%
  • Serat kasar: 13-14%
  • Vit A : 5054.5 IU/100mg
  • Vit D : 34.17 (mg/100g)
  • Vit E : 13.2 (mg/100g)
  • TDN : 75%-78%
  • kecernaan bahan kering : 78-80%
  • kecernaan bahan organik : 77%
  • kecernaan protein kasar : 86,32%
  • Ca : 1.78%
  • P : 0.34%
  • produksi hijauan pakan 30-50 ton/ha/tahun
  • Tanaman ini mudah tumbuh di daerah tropis, mudah dipelihara, toleran terhadap kesuburan tanah yang rendah dan berpotensi menhasilkan biji yang tinggi


Budidaya Indigofera Hasilkan Pemasukan Minimal 2,8 Juta per Bulan


Liputan6.com, Jakarta Pakan merupakan komponen penting dalam sistem produksi ternak, karena berkontribusi langsung hingga 70% total terhadap biaya produksi.

Tingginya biaya produksi ternak merupakan akibat sistem penyediaan pakan yang tidak efisien dan mengandalkan pakan konsentrat yang berasal dari biji2an, serealia dan limbah agro industri, yang saat ini penggunaannya semakin luas bukan saja untuk pakan tapi industri lainnya. Konsentrat ini semakin hari semakin mahal dan relatif sulit terjangkau oleh peternakan rakyat.

Sejak tahun 2009, Institut Pertanian Bogor melalui penelitinya, Prof. Luki Abdullah telah mengembangkan konsep baru pakan yang diberi nama Konsentrat Hijau berbasis Indigofera.

Konsentrat Hijau diartikan sebagai bahan pakan atau pakan baik tunggal maupun campuran yang memiliki nilai gizi tinggi yang berasal dari hijauan pakan. Indigofera Zollingeriana merupakan tanaman legum yang memiliki kandungan protein tinggi 25-31%, TDN minimal 70% dengan tingkat kecernaan bahan kering 75-78%.

Tanaman ini mudah dibudidayakan dan dapat tumbuh dengan baik hingga ketinggian 1200 m di atas permukaan laut, mudah menghasilkan benih sehingga mudah diperbanyak, tahan terhadap kekeringan, memiliki perakaran dalam dan dapat mempertahankan kesuburan sehingga sangat cocok untuk konservasi lahan, cepat dipanen sejak tanam hanya 4 bulan.

Selain itu Indigofera juga dapat dipanen setiap 40-60 hari sekali, produksi hijauan segar tinggi 10-20 ton per panen, dapat digunakan untuk berbagai ternak sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, kelinci dan unggas, sangat baik untuk meningkatkan produksi dan kualitas daging, telur dan susu, serta menghasilkan produk pangan hewani yang sehat karena rendah kolesterol dan kandungan vitamin lebih tinggi.

Saat ini Indigofera telah banyak dikembangkan diberbagai wilayah di Indonesia. Khusus di Jawa Barat Indigofera sudah ditanam oleh masyarakat sekitar 110 ha tersebar di Bogor, Cianjur, Garut, Kuningan, Bandung Barat. (Baca Juga: Indigofera Akan Dibudidayakan di 10 Daerah di Jabar)
Penggunaan konsentrat hijau berbahan Indigofera cepat merebak di tanah air karena peternak sudah merasakan manfaatnya terhadap produksi dan penghematan biaya pakan hingga 41%. Selain itu Indigofera juga dapat menjadi lapangan kerja baru bagi petani dan peternak yang dapat meningkatkan pendapatan.

Saat ini kondisi di lapangan menunjukkan bahwa Indigofera dapat mampu memberikan penghasilan berkisar Rp. 2,8- 3,6juta/ha/bulan dari usaha hijauannya. Selain itu usaha pembibitan dan produksi benih Indigofera juga menjadi usaha baru yang menggiurkan, mengingat harga bibit yang lumayan ekonomis dan diperlukan dalam jumlah banyak.

Berdasarkan market scan yang dilakukan oleh Prof Luki dan Tim IPB tahun 2015 lalu menunjukkan tingginya animo pelaku usaha peternakan terhadap Konsentrat Hijau Indigofera, dengan persepsi meningkatkan atau mempertahankan produksi dengan biaya pakan lebih murah.

Prof Luki dan tim telah mensosialisasikan inovasinya ini sejak tahun 2012 dan membangun konsumen konsentrat hijau di Jawa Timur, Lampung dan Jawa Barat melalui program Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (RAPID), yang didukung oleh Ditjen Pendidikan Tinggi dan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Potensi Pasar Indigofera

Potensi pasar konsentrat hijau Indigofera per bulan di Jawa Barat berdasarkan market scan sangat tinggi, yaitu untuk sapi potong 11 ribu ton, sapi perah 6 ribu ton, kambing dan domba 9 ribu ton, unggas 4 ribu ton.

Tantangan terbesar dalam mengembangkan konsentrat hijau berbasis Indigofera adalah ketersediaan lahan. Oleh karena itu aksi multi pihak telah dikonsolidasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Asisten Daerah bidang Ekonomi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan BP3IPTEK yang bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor untuk mengupayakan pengembangan konsentrat hijau Indigofera.

Upaya melibatkan BUMN dan BUMD yaitu Perhutani, PTPN, Grojabar dan BJB telah dilakukan dalam berbagai forum dan rencana aksi.

Luki berharap bahwa kedepan konsentrat hijau dapat dikembangkan menjadi Industri berbasis komunitas yang dapat menyerap tenaga kerja dan mendukung usaha peternakan di Indonesia. Luki juga berharap agar Jawa Barat menjadi salah satu provinsi pelopor pakan murah di Indonesia.

Pemprov Jabar Jabar Dorong Gerakan Indigofera (Gendir)

Gendir merupakan gerakan rakyat Jabar untuk menanam Indigofera. Penanaman dapat dilakukan di halaman rumah, di pinggir jalan, dan lahan- lahan kosong.

Melalui Gerakan Indigofera ini diharapkan dapat menjadi Gerakan serempak menanam dan mengembangkan Indigofera sebagai sumber pakan ternak berupa konsentrat hijauan pakan ternak yang murah dan berkualitas.

Selengkapnya simak infografis keunggulan Indigofera berikut ini :

Pemprov Jabar Jabar Dorong Gerakan Indigofera (Gendir)
Powered By:
Pemprov Jabar

Demikian Informasi Mengenai " Cara Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Ternak Dengan Konsentrat Hijau Indigofera " yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Salam Peternak Indonesia!

Jika Berminat dan membutuhkan bantuan kami dalam hal pembelian produk peternakan, kami siap membantu anda dengan senang hati melalui 
*Setiap Pembelian produk akan disertai bonus Ebook Peternakan dan Konsultasi Gratis
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar