Skip to main content

TAUKAH ANDA, TAHUN DEPAN PASOKAN DOC DIKURANGI?

 DOC (day old chick) over supply harga jatuh

Banjirnya produksi ayam akhir-akhir ini diikuti dengan harga DOC dan harga ayam hidup jatuh. Hal tersebut dikarenakan produksi DOC berlebih (over supply) sehingga  harga DOC turun drastis dan mengakibatkan populasi ayam terutama broiler melonjak dan harga broiler turun di bawah HPP. Oleh karena itu, salah satu perusahaan breeder terbesar di Indonesia PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, berniat mengurangi pasokan DOCnya tahun depan. Berikut info selengkapnya seperti yang diberitakan merdeka.com.

Merdeka.com - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk atau CPIN berniat mengurangi pasokan anak ayam usia sehari atau day old chicken (DOC) tahun depan. Ini lantaran pasar sudah kelebihan pasokan. Dan akibatnya, harga bibit ayam merosot dari sebelumnya Rp 2 ribu-Rp 3 ribu per ekor menjadi Rp 1.000 per ekor.

"Akan dikontrol, dikurangi. Kemampuan produksi nasional ada idle capacity. Kemampuan terpasang produksi DOC kami itu hampir 55 juta-60 juta per minggu. Padahal demand hanya 44 juta-45 juta per minggu," kata Vice President Feed Technology Division CPIN Desianto B. Utomo saat ditemui di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jakarta, Selasa (16/12).

Menurut Desianto, pengurangan pasokan DOC diharapakan bakal kembali mengerek naik harga bibit ayam tersebut. Di sisi lain, produksi DOC berlebih bakal diolah menjadi makanan berorientasi ekspor.

"Dalam waktu dekat kita mau ekspor ke Jepang. Awal tahun depan, mungkin Januari. Potensi ekspor kurang lebih baru 2 persen dari produksi nasional, masih kecil," ucapnya.

Lalu apa alasan CPIN membidik Jepang sebagai target ekspor makanan olahan?

"Kalau kita tahu bahwa Jepang itu paling rigid dan paling ketat soal keamanan pangan. Sekali kami bisa ekspor ke jepang, negara-negara lain bisa mengikuti."

Selain DOC, kapasitas berlebih juga terjadi dalam produksi pakan ternak. Kapasitas terpasang alat produksi pakan ternak CPIN sekitar 20 juta ton, namun realisasi produksi baru 15,5 juta ton.


"Jadi ada 20 persen-25 persen idle capacity. Jadi dalam hal kapasitas, kami bisa memproduksi. Tapi jangan sampai over produce, over supply di hilir," jelas Desianto.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar