Skip to main content

Gambaran Penyakit Infeksius Pada Ternak Sapi Dan Cara Pencegahan

Gambaran Penyakit Infeksius Pada Ternak Sapi Dan Cara Pencegahan - Peternakan merupakan sub sektor pertanian yang cukup memberi andil besar dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terutama protein hewan yang sangat berguna untuk kesehatan maupun kecerdasan otak. Protein hewani yang dimaksud disini adalah yang didapatkan dari daging sapi. Namun ketersediaan daging sapi di dalam negeri cukup terbatas dikarenakan rendahnya populasi sapi yang dimiliki oleh para peternak sapi akibat munculnya berbagai macam penyakit yang cukup meresahkan para peternak.

Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Seperti munculnya suatu slogan dimana pencegahan lebih baik daripada pengobatan, dari hal tersebut  munculnya keinginan untuk memperbaikinya dengan tindakan-tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan pelaksanaan. Banyak sekali penyakit yang dapat menyerang sapi namun demikian yang terpenting adalah Mastitis, Anthrax, Brucellosis, Septicemia Epizootica (SE), cacingan serta beberapa yang lainnya

Secara umum penyakit hewan adalah segala sesuatu yang menyebabkan hewan menjadi tidak sehat. Hewan sehat adalah hewan yang tidak sakit dengan ciri-ciri (a) bebas dari penyakit yang bersifat menular atau tidak menular, (b) tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai konsumen, dan (c) mampu berproduksi secara optimum. Selanjutnya akan di bahas beberapa penyakit yang sering menyerang ternak sapi.


Kata Kunci : Sapi, Infeksi dan Pencegahan.

Sapi limosin
Sapi Limosin Berat 500 kg
A. BRUCELLOSIS (Keluron Menular)
Brucellosis adalah penyakit ternak 
menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Kluron atau pemyakit Bang. Sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang bersifat undulans dan disevut Demam Malta. Bruce (1887) telah berhasil mengisolasi jasad renik penyebab dan ditemukan Micrococcus melitensis yang selanjutnya disebut pula Brucella melitensis. 

Kerugian ekonomi yang diakubatkan oleh 
brucellosis sangat besar, walaupun mortalitasnya kecil. Pada ternak kerugian dapat berupa kluron, anak ternak yang dilahirkan lemah, kemudian mati, terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporer atau permanen. Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu.


Gejala Klinis 

1. Pada kambing mengalami keguguran dalam 4 - 6 minggu terakhir dari kebuntingan dan Kambing jantan memperlihatkan kebengkakan pada persendian atau testes.

2. Pada sapi betina gejala keguguran, biasanya terjadi pada kebuntingan 5 - 8 bulan, kadang diikuti dengan kemajiran. Pada ternak jantan terjadi kebengkakan  pada testes dan persendian lutut.

3. Selain gejala utama berupa abortus dengan atau tanpa retensio secundinae (tertahannya plasenta), lesu, napsu makan 
menurun, kurus. terdapat pengeluaran cairan bernanah dari vagina serta pada sapi perah dapat menyebabkan penurunan 
produksi susu.


4. Perubahan pasca mati yang terlihat adalah penebalan pada plasenta dengan bercak-bercak pada permukaan lapisan chorion. cairan janin terlihat keruh berwarna kuning coklat dan kadang-kadang bercampur nanah. Pada ternak jantan ditemukan proses pernanahan pada testisyang dapat diikuti dengan nekrose.


Pencegahan terutama ditujukan kepada 
1. Tindakan sanitasi 
2. Tata laksana. 
3. Vaksinasi


1. Tindakan sanitasi yang bisa dilakukan 
yaitu :
a. Sisa-sisa abortusan yang bersifat infeksius dihapus hamakan. Fetus dan plasenta harus dibakar dan vagina apabila mengeluarkan cairan harus diirigasi selama 1 minggu.
b. Bahan-bahan yang biasa dipakai didesinfeksi dengan desinfektan, yaitu : 
phenol, kresol, amonium kwarterner, biocid dan lisol.
c. Hindarkan perkawinan antara pejantan 
dengan betina yang mengalami kluron. Apabila seekor ternak pejantan mengawini ternak betina tersebut, maka  penis dan preputium dicuci dengan cairan pencuci hama
d. Anak-anak ternak yang lahir dari induk yang menderita brucellosis sebaiknya diberi susu dari ternak lain yang bebas brucelosis
e. Kandang-kandang ternak penderita dan peralatannya harus dicuci dan dihapushamakan serta ternak pengganti jangan segera dimasukkan.

Pengobatan :

Belum ada pengobatan yang efektif terhadap brucellosis.

B. ANTHRAK (Radang Limpa)
Anthrax bersifat zoonosis dan merupakan 
penyakit yang menimbulkan keresahan bagi peternakan dan manusia. Pada manusia, biasanya infeksi berasal dari ternak melalui permukaan kulit terluka, terutama pada orang-orang yang banyak berhubungan dengan ternak. Anthrax adalah penyakit menular yang biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai jenis ternak (pemamah biak, kuda, babi dan sebagainya), yang disertai dengan demam tinggi dan disebabkan oleh Bacillus anthracis. berbagai jenis ternak liar (rusa, 
kelinci, babi hutan dan sebagainya) dapat pula terserang.

Anthrax merupakan salah satu zoonosis yang penting dan sering menyebabkan kematian pada manusia. Di Indonesia anthrax menyebabkan banyak kematian pada ternak. 
Kerugian dapat berupa kehilangan tenaga kerja di sawah dan tenaga tarik, serta kehilangan daging dan kulit karena ternak tidak boleh dipotong.


Penyebab
Penyebab penyakit anthrax adalah bakteriBacillus anthracis. Faktor-faktor seperti hawa dingin, kekurangan makanan dan keletihan dapat mempermudah timbulnya penyakit pada ternak-ternak yang mengandung spora yang bersifat laten.

Penularan
1. Anthrax tidak ditularkan dari ternak yang satu ke ternak yang lain secara langsung. Wabah anthrax pada umumnya ada hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang alkalis yang menjadi daerah inkubator bakteri tersebut.

2. Di daerah iklim panas lalat penghisap darah antara lain jenis Tabanus dapat bertindak sebagai pemindah penyakit.

3. Rumput pada lahan yang tercemari penyakit ini dapat ditempati spora.

Penyebaran
1. Dari pakan yang kasar atau ranting-ranting yang tumbuh di wilayah yang terjangkit penyakit anthrax. bahan pakan inimenusuk membran di dalam mulut atau 
saluran pencernaan dan masuklah bakteri 
Bacillus anthracis tersebut melalui luka-luka itu. jadi melalui luka-luka kecil tersebut maka terjadi infeksi spora.


Sumber : Jurnal.umuslim.ac.id


Selengkapnya mengenai "Gambaran Penyakit Infeksius Pada Ternak Sapi Dan Cara Pencegahan" bisa anda dapatkan dengan klik Download
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar